Bismillahirrahmanirrahim
***
Menyulam Pelangi by Arina Hidayati |
Thanks, My lovely Arin <3 |
Jadi, setahun lalu-lah sy dalam dua hari saja sudah mengkhatamkan hingga halaman terakhir kisah Gendis, si cantik putri Pak Mustofa, dan berencana segera mereview novel ini saking asiknya. Namun apa daya, ke-sok-sibuk-an sy yang aduhai membuat sy menunda-nundanya hingga hari ini. Setelah sy membaca kembali Menyulam Pelangi ini.
Berkisah tentang Annisa Gendis Mumtazah yang tinggal Bersama Abahnya, Pak Mustofa, di Desa Nglinggo. Sebuah desa perkebunan di Jogja. Pak Mustofa adalah seorang imam musholla di perkebunan. Beliau juga pekerja dan menjadi kepercayaan pemilik perkebunan teh di desa Nglinggo tersebut.
Setelah kematian ibunya, Umik Fatimah, Gendis menjadi gadis
yang tak seceria seperti saat ia remaja. Namun ia tetap seorang gadis salihah
nan cerdas. Meski abahnya begitu menyayangi Gendis, namun ia tetap merasa
kehilangan seorang ibu dan merasa kesepian. Hal yang akan berkurang Ketika kemudian
ia mengungkapkannya pada lukisan dan wayang, kegemaran Gendis. Begitulah kemudian,
kecintaan Gendis pada melukis dan sosok wayang, pada suatu hari, membawanya ke
Galeri Gula dan mempertemukannya dengan Dharma, seorang lelaki yang ia temui di
galeri.
Di saat yang hampir bersamaan, Gendis bertemu dengan Akmal.
Putra pemilik kebun teh. Akmal lelaki cerdas, baik, dan salih. Dan, Akmal jatuh
hati kepada Gendis. Maka, bagaimana kemudian jika lelaki cerdas, baik, dan salih
tersebut meminang Gendis kepada abah Gendis? Abah Gendis tentu Bahagia tak
terkira. Gendis?
Begitulah kemudian kisah ini akan semakin menarik hingga di bagian akhirnya.
Membaca Menyulam Pelangi seakan kita akan seperti ‘menyulam’. Menjalani sebuah
proses dengan penuh ketelatenan dan kesabaran. Karakter-karakternya seakan
adalah seorang yang kita kenal sehari-hari. Tidak terlalu banyak karakter di
novel ini, namun yang tidak banyak itu justru menjadi karakter yang berperan.
Tema tentang kehidupan dan cinta segitiga. Tentang bagaimana jika gadis lajang
dua puluh tujuh tahun dihadapkan dengan lamaran lelaki hampir sempurna namun justru
lelaki lain yang tertambat di hatinya. Kepada siapa ia akan menambatkan
hatinya? Sederhana dan klise, namun dikisahkan dengan begitu telaten dan sabar.
Tentu ada konflik lain yang membuat kita deg deg dan penasaran akhirnya. Selain
itu, penggambaran latarnya yang detail membuat sy penasaran, apakah Arin survey
tempat dulu sebelum menulis novel ini? Hihi, penggambarannya membuat sy seakan
sedang jalan-jalan ke Jogja juga.
Membaca novel ini juga menambah wawasan kita tentang
perwayangan. Hal yang kadang membosankan di pelajaran sejarah namun menarik
jika membacanya di sebuah novel, -menurut sy 😊 Ada banyak karakter wayang dikisahkan meski
tidak Panjang lebar. Ada filosofi hitam yang mebuat sy kepo duluan saat membaca
daftar isinya. Dan ada banyak lagi yang mebuat novel ini begitu renyah kriuk
kriuk buat sy.
Hal yang perlu dibenahi mungkin
hanya beberapa penggunaan tanda baca (misalkan di halaman 1: “Assalamualaikum
Pak Mus… mau ambil kunci!” Menurut sy seharusnya “Assalamualaikum, Pak
Mus, mau ambil kunci.”), penulisan kata (halaman 7: dikanan dan kiri menurut
sy seharusnya di kanan dan kiri), diksi (halaman 7 kota pusat seharusnya
menurut sy pusat kota), dan beberapa typo yang pasti akan
terbenahi seiring dengan belajar dan waktu 😊Namun hal tersebut tidak begitu mengganggu
isi cerita yang sangatlah menarik.
So, you deserved your best Arin.
This’ a really good job, Dear. An amazing start of your dream. Keep doing your
best. Selamat mengingat hari kelahiran 😊 Semoga berkah semuanya. Semoga senantiasa
dalam ridlo Allah swt. Aamiin.
Menyulam Pelangi tak hanya
menghibur namun mengajarkan banyak hal. Tentang hidup dan kehidupan. Tentang
apa yang akan kita dapatkan setelah dengan sabar kita ‘menyulam’. Maka seperti
langit yang tak hanya melukiskan mendung, di sana juga ada Pelangi yang bisa
terbentang cantik menawan. You love the rainbow and so do I. 😊
Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih, Arin :)
Judul Buku : Menyulam Pelangi
Penulis : Arina Hidayati
Jumlah Halaman : vi + 106 halaman
Penerbit : Indocamp, Jakarta, bekejasama dengan Telaga Ilmu Rumah Literasi, Magetan
Tahun Terbit : 2021
ISBN : 978-623-304-840-8
ISBN (PDF) : 978-623-304-841-5
*Sebuah catatan penuh cinta
~from Rumah Teduh with Luv
***
0 komentar:
Posting Komentar
hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!