Hujan

Kamis, 30 April 2015

Menikmati Kehidupan dengan #BeraniLebih Bersabar



Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***


Menjadi istri dan ibu yang juga bekerja itu sesuatu, lho! Menyenangkan luar biasa sekaligus melelahkan yang tak biasa. Hihi.
Saat masih single, waktu dua puluh empat jam tuh rasanya banyak beud. Diawali dengan pagi yang semangat dan santai mempersiapkan diri untuk berangkat mengajar. Di madrasah, pekerjaan yang menanti bisa terselasaikan dengan lancar. Pulang ke rumah, banyak pilihan istirahat. Mau tidur siang atau nonton tivi, tuh, terserah saja. Ba’da maghrib siap menjadi guru les. Finally malamnya, pasang modem di laptop dan asyik internet-an sampai ngantuk dan ditutup dengan tidur malam, yang meski gak panjang, bisa berkualitas. Weekend boleh di rumah aja atau jalan-jalan. Duh, asyik, lah!

Tapi ternyata banyak yang berubah ketika kemudian saya menikah dan Alhamdulillah setahun kemudian dikaruniai seorang putra, my little Farhan. Well, ritme kehidupan saya berubah, Saudara! Si Mas membebaskan saya antara tetap bekerja atau resign dan keputusan saya adalah tetap menjadi tenaga pengajar di Madrasah yang pernah menjadi tempat saya bersekolah. Pun soal pengasuhan my little Farhan. Mempertimbangkan jarak madrasah yang dekat dengan rumah dan kami (saya dan suami) yang masih ngikut orang tua, maka alih-alih menyewa baby sitter, Ibu saya pun memutuskan untuk mengasuh my little Farhan selama saya bekerja. Hm, sounds everything will go nicely.
Beberapa bulan berjalan sesuai harapan saya. Pagi menjadi agak sibuk karena selain mempersiapkan diri sendiri juga harus menyiapkan sarapan pagi untuk si Mas dan mempersiapkan my little Farhan sebelum ditinggal. Waktu di madrasah juga tidak sebebas dulu karena saat istirahat saya harus pulang sebentar sekadar menambah asupan ASI si kecil. Pulang sekolah, entah capek atau tidak, kalau my little Farhan sudah bangun bobo’ ya saya tidak bisa tidur siang. Oke. Istirahat dengan menemani si kecil bermain. Trust me, bermain bersama seperti ini ternyata menghilangkan rasa lelah yang apalah apalah, lho! :) Untuk menambah quality time bersama keluarga juga, saya tidak lagi mengajar les. Malam hari, saat my little Farhan sudah mengantuk itu artinya saya juga harus bersiap tidur malam. Nah, kan! Tidak ada lagi aktivitas pasang modem dan jelajah sana-sini di dumay. Internet-an hanya saya lakukan via hape sambil curi-curi kesempatan. Ya, meski banyak hal yang saya lewatkan (termasuk hobi menulis dan blogging) tapi saya harus bersabar dan dapat menikmati semuanya. Nyatanya, I enjoyed these much.
Kadar kesabaran pun harus dilebihkan lagi saat my little Farhan semakin pintar dan mengerti banyak hal. Terkadang, ia sudah bisa berinisiatif untuk ikut ke madrasah tanpa bisa dialihkan. Bisa dibayangkan, dong, bagaimana tambah ribetnya mengajar sambil momong. Alhamdulillah, pihak madrasah dan rekan pengajar yang lain memaklumi. Pekerjaan yang biasanya bisa terselesaikan di madrasah pun kini harus terbawa pulang. Hingga di rumah ekstra kesabaran juga masih harus ada stok. Well, Alhamdulillah sejauh ini berjalan dengan lancar dan semoga selalu terjalani dengan baik.
Akhirnya, saya percaya, seperti  kalimat pembuka tulisan ini, ‘Menjadi istri dan ibu yang juga bekerja itu sesuatu, lho! Menyenangkan luar biasa sekaligus melelahkan yang tak biasa’, dengan berusaha dan #BeraniLebih bersabar, tentunya. :) InsyaAllah segala hal dalam hidup bisa kita nikmati dengan menyenangkan.

495 Kata.

Alhamdulillah. Bisa juga berpartisipasi dalam Kompetisi Menulis Cerita Pendek di Blog #BeraniLebih by Light of Women.

oleh: Faricha Hasan
FB: Faricha Hasan
Twitter: @FarichaHasanFH
Semoga menginspirasi. ^^
Pondok Kupukupu, end of April 2015.

0 komentar:

Posting Komentar

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!