Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***
Menjadi istri
dan ibu yang juga bekerja itu sesuatu, lho! Menyenangkan luar biasa sekaligus
melelahkan yang tak biasa. Hihi.
Saat masih single, waktu dua puluh empat jam tuh rasanya banyak beud. Diawali dengan pagi yang semangat dan santai mempersiapkan
diri untuk berangkat mengajar. Di madrasah, pekerjaan yang menanti bisa
terselasaikan dengan lancar. Pulang ke rumah, banyak pilihan istirahat. Mau tidur
siang atau nonton tivi, tuh, terserah
saja. Ba’da maghrib siap menjadi guru
les. Finally malamnya, pasang modem
di laptop dan asyik internet-an sampai ngantuk dan ditutup dengan tidur malam,
yang meski gak panjang, bisa
berkualitas. Weekend boleh di rumah aja atau jalan-jalan. Duh, asyik, lah!
Tapi ternyata
banyak yang berubah ketika kemudian saya menikah dan Alhamdulillah setahun
kemudian dikaruniai seorang putra, my
little Farhan. Well, ritme
kehidupan saya berubah, Saudara! Si Mas membebaskan saya antara tetap bekerja
atau resign dan keputusan saya adalah
tetap menjadi tenaga pengajar di Madrasah yang pernah menjadi tempat saya
bersekolah. Pun soal pengasuhan my little
Farhan. Mempertimbangkan jarak madrasah yang dekat dengan rumah dan kami (saya
dan suami) yang masih ngikut orang
tua, maka alih-alih menyewa baby sitter, Ibu
saya pun memutuskan untuk mengasuh my
little Farhan selama saya bekerja. Hm,
sounds everything will go nicely.
Beberapa bulan
berjalan sesuai harapan saya. Pagi menjadi agak sibuk karena selain
mempersiapkan diri sendiri juga harus menyiapkan sarapan pagi untuk si Mas dan
mempersiapkan my little Farhan
sebelum ditinggal. Waktu di madrasah juga tidak sebebas dulu karena saat
istirahat saya harus pulang sebentar sekadar menambah asupan ASI si kecil. Pulang
sekolah, entah capek atau tidak, kalau my
little Farhan sudah bangun bobo’ ya
saya tidak bisa tidur siang. Oke. Istirahat dengan menemani si kecil bermain. Trust me, bermain bersama seperti ini
ternyata menghilangkan rasa lelah yang apalah
apalah, lho! :) Untuk menambah quality time bersama keluarga juga, saya
tidak lagi mengajar les. Malam hari, saat my
little Farhan sudah mengantuk itu artinya saya juga harus bersiap tidur
malam. Nah, kan! Tidak ada lagi
aktivitas pasang modem dan jelajah sana-sini di dumay. Internet-an hanya saya lakukan via hape sambil curi-curi kesempatan. Ya, meski banyak hal yang saya
lewatkan (termasuk hobi menulis dan blogging)
tapi saya harus bersabar dan dapat menikmati semuanya. Nyatanya, I enjoyed these much.
Kadar kesabaran
pun harus dilebihkan lagi saat my little Farhan
semakin pintar dan mengerti banyak hal. Terkadang, ia sudah bisa berinisiatif untuk ikut
ke madrasah tanpa bisa dialihkan. Bisa dibayangkan, dong, bagaimana tambah ribetnya mengajar sambil momong. Alhamdulillah, pihak madrasah
dan rekan pengajar yang lain memaklumi. Pekerjaan yang biasanya bisa
terselesaikan di madrasah pun kini harus terbawa pulang. Hingga di rumah ekstra
kesabaran juga masih harus ada stok. Well,
Alhamdulillah sejauh ini berjalan dengan lancar dan semoga selalu terjalani
dengan baik.
Akhirnya, saya
percaya, seperti kalimat pembuka tulisan
ini, ‘Menjadi istri dan ibu yang juga
bekerja itu sesuatu, lho! Menyenangkan luar biasa sekaligus melelahkan yang tak
biasa’, dengan berusaha dan #BeraniLebih bersabar, tentunya. :) InsyaAllah segala hal
dalam hidup bisa kita nikmati dengan menyenangkan.
495 Kata.
Alhamdulillah. Bisa juga berpartisipasi
dalam Kompetisi Menulis Cerita Pendek di Blog #BeraniLebih by Light of Women.
oleh: Faricha Hasan
FB: Faricha Hasan
Twitter: @FarichaHasanFH
oleh: Faricha Hasan
FB: Faricha Hasan
Twitter: @FarichaHasanFH
Semoga menginspirasi. ^^
Pondok Kupukupu, end of April 2015.
0 komentar:
Posting Komentar
hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!