Hujan

Kamis, 07 Juli 2011

Tentang si Ijo [#2]

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***
Nah, ini ada lagi testimoni dari Mas Ibnu. sebuah kejutan yang maniiiiisss banget. Thanks, Mas Ibnu..
aku copas dari Pondok Hati-nya yang super keren.

From Pondok Kupu-kupu with Love

Posted: 31 Mei 2011 by pondokhati in BUKU

Tag:, ,
Seekor kupu-kupu terbang dari pondoknya yang berwarna hijau toska. Membawa sekeping hati. Dirangkainya sekeping demi sekeping membentuk sebuah mozaik serupa lukisan Pablo Picasso. Dan setelah tampak sempurna, mozaik itu pecah menjelma embun (dew). Menetes. Satu. Dua. Menyirami dahaga jiwa-jiwa yang rindu kisah indah, di sini. Di pondok hati. Akhirnya, aku tahu. Embun tak selalu muncul pagi hari. Seperti yang kualami hari itu. Saat terik mentari menyinari, seekor kupu-kupu itu datang membawakanku setetes embun menyejukkan. Cess…

Hahay, sudahlah bermetafora. Yang jelas, hari itu aku dibuat kaget sekaligus bahagia. Sebuah paket mampir ke pondok hati. Ternyata berisi dua buah novel bercover hijau dengan gambar kupu-kupu di atasnya. Judulnya Mozaik Sekeping Hati. Lebih surprise lagi, buku itu dihadiahkan langsung oleh penulisnya sendiri, Mbak Faricha Hasan, untuk Taman Bacaan Pondok Hati, lengkap dengan tanda tangan dan tulisan: “when we believe, miracle happens“. Mantapp!!

Aku telah tuntas membacanya. Dan entah mengapa, efeknya masih benar-benar terasa. Awalnya kukira ini adalah novel remaja. Ternyata bukan. Isinya justru tentang kisah cinta dan pernikahan. Meski ada beberapa penulisan dialog yang membingungkan (karena tidak dibuat ganti baris), yang jelas aku benar-benar menikmati jalinan kisah cinta dalam novel ini. Novel ini ditulis dengan menggunakan sudut pandang (point of view) orang pertama. Tokoh utamanya adalah Leya, seorang guru muda yang mengajar di salah satu sekolah. Di samping itu ada tokoh-tokoh lain yang mewarnai kehidupan Leya. Mereka adalah Ical, Izza, Fajar, teman kost-nya (Kania & Adys), teman guru-nya (Bu Ditya, Bu Aurelia) dan beberapa anggota keluarganya.
Kisah ini bermula dengan pertemuan tak terdua antara Leya dengan seorang lelaki yang ia sebut Makhluk Mars Si Raja Tega. Lelaki itu bernama Ical. Pertemuan tersebut mau tak mau menyeret Leya untuk membuka kembali kisah masa lalu,limatahun silam. Getar itu serasa bersemi kembali. Leya seakan dihujani rasa yang entah apa namanya. Namun ia tahu, hal itu adalah salah karena keadaannya kini telah berbeda. Ical telah menikah dengan Izza dan dikaruniai seorang lelaki mungil bernama Ai.
Di saat yang bersamaan, datang pula lelaki lain yang begitu mencintainya dengan tulus. Lelaki bermata teduh itu bernama Fajar, yang selalu menolong dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Namun ketika Fajar hendak mengkhitbahnya, Leya masih ragu dalam kegamangan. Konflik batin pun tercipta. Hingga akhirnya, Tuhan pun menunjukkan jalan dan takdir Leya sebagaimana mestinya. Ketika hati Fajar mulai pasrah pada ketentuan-Nya, berusaha melepaskan Leya atas nama cinta, justru di saat itulah kisah cinta ini pun akhirnya bermuara. Seperti sekeping hati yang kembali menyatu membentuk mozaik yang begitu indah. *biar lebih dramatis, pake soundtrack ‘begitu indah’ milik Padi. Hehe..
Huiiih, aku menghela nafas setelah membacanya. Bener-bener kisah yang romantis! Apalagi ketika membaca epilog-nya, sebuah surat ‘kepasrahan’ Fajar untuk Leya. Anda akan menghela nafas, seperti juga yang kualami. Membaca novel ini, mengingatkanku pada novel dwilogi karya Mbak Ari Nur yaitu Diaroma Sepasang Al Bana dan Dilatasi Memori. Membaca novel-novel itu membuatku larut dalam kisah-kisah percintaan islami yang romantis. Seorang pembaca buku di PONDOK HATI bahkan sampai menangis gara-gara membaca novel Mozaik Sekeping Hati ini hanya gara-gara kisah hidupnya mirip dengan Leya. *Hayyo tanggung jawab, tuh. Hehe. Sampai di sini, aku mengerti, Mbak Faricha Hasan telah berhasil membuat diriku (pembaca) larut dalam jalinan kisah-kisahnya dengan bahasa yang sederhana. Aku seperti melebur, masuk ke dalam kehidupan tokoh-tokohnya.  Mereka terasa dekat, tak asing dan hidup di sekitar kita.
Dan hari ini adalah hari istimewa. Hari dimana, Mbak Faricha Hasan tepat merayakan hari lahirnya yang ke… (ehmm, berapa ya?). Maka tak kusia-siakan untuk menyampaikan tahniah (selamat) kepadanya. “SELAMAT HARLAH ya, Mbak. Barakallahu fii umrik dan terus berkarya!”. Terima kasih telah mampir ke PONDOK HATI, dengan membawa kupu-kupu embun yang sangat menyejukkan hati. Terima kasih.. terima kasih..
Indramayu, 31 Mei 2011
Ibnu Atoirahman

2 komentar:

  1. wes kataaammm aq mbak.. tiga hari yang lalu hehehehe...

    BalasHapus
  2. pinteeeerrr!! :))
    mana testimoni n komennya?? *ngarep

    BalasHapus

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!