Hujan

Kamis, 07 Juli 2011

Tentang si Ijo [#1]

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***

 Jadi kali ini tentang Si Ijo yang lahir awal April lalu. ^^ Ada testimoni yang sy copas dari note-nya Nan, sahabat sy yang telah membacanya. Hmm..tanpa berpanjang di prolog, let's cekidot!!

NOVELNYA BAGUS, APALAGI KALAU GRATIS TERUS!!!

by Kinan Thiee on Friday, April 29, 2011 at 10:43am
 
“NOVELNYA BAGUS, APALAGI KALAU GRATIS TERUS!!!”
Itulah kata-kata yang aku ucapkan saat pertama kali dia menanyakan pendapatku tentang novel perdananya (di buka aja belum ..!!) Tapi, sebenarnya dalam hati aku yakin kalau pada akhirnya kata ‘Bagus’ lah yang akan keluar darimulutku saat aku sudah menghatamkan yang disebutnya ‘Si Ijo’.

Sengaja aku tak mengatakan apapun saat aku mulai melahapnya langsung setelah aku tiba dirumah dari JJS kita (penasaran Puooolll… se), sengaja aku tahan jempol jariku untuk mencet huruf-huruf di ponselku untuknya, untuk membuatnya penasaran tentunya. Dan aku tahu aku berhasil, Karena malam ketiga setelah ‘Si Ijo’ ditanganku, dia sendiri yang mengirim SMS menanyakan kabar produk perdananya, dan kujawab kalau aku baru buka bab 6. Tapi aku memang benar kalau aku baru sampai bab 6. kenapa lama sekali?! Karena sudah kebiasaanku dari dulu, kalau aku ada bacaan baru atau bacaan yang menurutku aku akan suka, maka aku akan berlama-lama menikmatinya karena aku tidak mau cepat menghabiskannya, bahkan sering buku yang aku beli , baru aku baca empat hari atau bahkan satu minggu setelahnya karena aku merasa tidak rela untuk segera menandaskannya (aneh ya…?!!)
Dan aku rasa aku berhasil membuatnya ‘tidak sabar’, karena namanya muncul lagi di screen ponselku 7 menit kemudian “He he … mboseni ya? Gpp … paksa smpe khatam. He he…” aku hanya tersenyum membaca smsnya itu. Dalam hati aku berkata kalau temanku ini terlalu merendah dengan ucapannya, tapi aku sengaja ga menanggapi dan membalas smsnya sampai sekarang, karena tentu saja aku menyiapkan ini.

WARNING !!!!
Jangan terlalu serius membaca ini! Karena yang menulis ini hanya orang yang kebetulan  menjadikan membaca sebagai hobby nya, sehingga orang ini tidak punya kapasitas untuk memberikan komentar apapun !!!

He … he….

So Dew, check diz one out….

‘Mozaik Sekeping Hati’
Pertama aku baca title nya (meskipun aku ga’ ngeh kalau yang nongol di profile picture nya dengan sederet huruf membentuk nama FARICHA HASAN adalah her first born) sepertinya aku bisa menebak apa kira-kira isi ‘Si Ijo’ karena yang ku tau kata ‘Mozaik’ berarti serpihan-serpihsn sesuatu yang dikumpilkan atau disusun kembali menjadi bentuk yang indah. Dugaanku diperkuat setelah aku baca sinopsisnya di FB sang empunya karena telah kubujuk sang penulis ini sebelumnya untuk memberi bocoran sedikit, tapi keukeuh kalau aku harus baca sendiri. Setelah baca sinopsisnya dan aku lagi-lagi agak ga’ ngeh, kurayu lagi dia untuk membocokan sedikit untuk demi meguatkan lagi dugaanku, and it works.

Triangle of Love’ itulah kata-kata yang dari awal sudah ku duga akan menghiasi setiap lembar si cover kupu-kupu ini. Dan setelah kubaca sampai the end dugaanku one hundred percent true. Aku juga rasanya mulai bisa menebak siapa yang akhirnay bisa melengkapi kepingan hati Leya sehingga menjadi sebuah Mozaik yang begitu indah, fajar. Kenapa aku begitu yakin? Kurasa karena aku telah mengenal penulis sahabatku ini dengan baik (ku rasa!). Kak Ical digambarkan sebagai seorang yang sudah mempunyai tanggung jawab bukan hanya dirinya saja tapi dua belahan jiwanya juga, jadi sepertinya temanku ini rasanya tidak mungkin menyatukan Si Tokoh utama dengan lelaki yang sudah ‘Double’ walaupun sebenarnya kalau dia mau Extreme sedikit, tidak menutup kemungkinan mereka bisa bersama dan bersatu…… (Why not?!).

Tetapi, kembali kekata-kata yang sering aku ucapkan bersama Dew saat kita sama-sama membahas kesukaan kita baik itu memelototi kata atau menatap alur dilayar kaca yang kita pikir kita juga sudah bisa menebak kemana arahnya pada akhirnya ‘yang penting bukan endingnya tapi bagaimana ending itu diramu dan diproses dengan apik, that’s the point’ dan kurasa you have done it. Yes you did. Walaupun kurasa aku telah bisa menebak endingnya tapi aku tetap penasaran dengan ceritanya dan can’t put it down. So Dew, I really enjoy to read it.

Ada hal baru juga yang aku tahu dari sahabat yang ku kenal hampir delapan tahun lalu, that she is a romantic person, Ho Ho… sebelumnya aku belum pernah tahu kalau dia Romantis Puoll…., karena mungkin selama kami berempat (tahu sapa aja kan dew?) saban hari mengunjungi bangunan tempat kami mengisi kepala, rasanya jauh dari gombalan obrolan sang mahluk adam (gersang banget ya..?) jadi aku belum pernah lihat sisi romantisnya, atau munking temanku ini terlalu ‘primpen’ menyembunjikan jiwa romantisnya atau karena aku yang emang ga’ becus menjadi teman ?! Jujur dew, untaian kalimat romantis yang tertuang di beberapa Scene membuat aku Nyessss…….


Fajar, “I like him very much. How about you?”  Meskipun ini tokoh rekaan Dewi, It’s Ok kan kalau aku tanya, karena kami biasanya sering berbeda tentang ini. Dia suka si A aku malah suka si B.

Fajar, I think he is a yearned –for man, perhatian, penyabar, pantang menyerah dan pada saat-saat tertentu dia rela berhenti demi terusnya kebahagiaan orang yang dikasihinya.
Dan pada Si Leya, rasanya aku melihat seseorang yang aku kenal pada dirinya; cerobonya, gugupnya, metentengnya, ngemilnya, care nya (ehem…ehem…) tapi aku juga melihat Leya muncul dengan jati dirinya sebagai benar-benar seorang Leya; tertutupnya, keragu-raguannya, emosinya yang gampang tersurut….
Kak Ical, hmm… rasanya sulit juga mengacuhkan pribadi lembutnya yang sering membuat kaum Hawa nyaman disisinya.

Konflik yang dibangun sahabatku ini juga membuatku cukup terkejut, sangat terkejut malah, karena I think I have same experience with your story walaupun ga’ terlalu sama juga se! bagaimana menghadapi perasaan yang begitu indah membuncah tapi disisi lain sadar kalau perasaan itu tidak pada tempatnya, bagaimana terasa suka citanya saat didekatnya, bersamanya walaupun hanya dengan melihatnya, bagimana kemudian menahan perasaan itu dan membunuhnya saat kenyataan menyergap bahwa rasa itu sudah terlarang karena dia sudah tidak mungkin lagi diharapkan dan diimpikan. Aku tahu bagaimana sulitnya Dew, and I know how its feel. Dan aku yakin kalau dewi ga’ tahu ini sebelumnya kan? Jangan terkejut jangan tersipu! Penasaran gimana kisahnya? Tunggu sampai waktu yang tidak ditentukan!! He…
(jadi gimana bisa ya Dew, pean nulis cerita yang hampir sama dengan kisahku yang seperti kataku tadi, belum pernah aku cerita ke pean. Atau jangan-jangan bukan aku aja ne yang punya pengalaman kaya gini…..)

Tapi dew ada beberapa hal yang menurutku bisa diperbaiki dengan sempurna oleh Si jago nulis sahabatku ini.

Here we go….

I     Menurutku, terlalu sering menggunakan perulangan yang sama ( ku lirik Alba Imitasi ….)
I     Menurutku, kadang-kadang ilustrasi yang diberikan tidak terlalu nyambung dengan inti cerita yang akan disampaikan
I     Menurutku, alurnya juga kadang-kadang membuatku sedikit bingung ‘alur mundur atau apa?” atau memang aku kali ya, yang ga terlalu paham dengan alur-alur dan tetek bengeknya? Tidur aku kali dulu waktu guru menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia!!!
I     Dan satu hal yang pualing aku tanyakan, kenapa Kak Ical dijuluki Mahluk Mars oleh Leya? Kalau julukan ‘Si Raja Tega’ dan ‘Lelaki bermata Teduh” kurasa aku tahu maksudnya.

Udah Dew, jangan terlalu serius membaca tulisan ini! Apalagi alenia yang barusan kutulis diatas!!! Jangan percaya dengan tulisan ku itu. Kenapa? Karena yang menulis ini, seperti yang ku katakana diawal tadi ‘TIDAK BERKAPASITAS DAN TIDAK MEMPUNYAI KUALIFIKASI APAPAUN’ untuk mencoret huruf-huruf yang berkeliweran ini. Karena aku bukan pakar apapun dalam bidang tulis menulis, tak juga Empunya dalam bidang ini, tidak punya ‘sense of art’ yang tinggi, ditambah lagi aku ga’ mahir merangkai kata dalam dunia tulis menulis, dan yang lebih parah aku yang belum pernah menghasilkan apapaun dalam bidang merangkai kalimat ini, sok memberikan cincong coretan yang ga karuan ini. Jadi Dew, JANGAN PERCAYA dengan yang aku tulis ini, jangan diambil pusing.

Tapi satu hal yang Wajib Dew percaya dan yakini and it’s absolutely right, seperti yang Prof. Lode M. Kamaluddin, Ph.D di ‘Semacam PrologKetika Cinta Bertasbih katakan, sebagai orang awam yang menggandrungi dan kebetulan saja punya hobby membaca karya-karya sastra terutama novel, bukan mengkritisi layaknya seorang kritikus sastra, I say that your first novel is GOOD. Beneran Dew si Ijonya bagus. Bukan karena aku sudah mengenal Dew lama tapi beneran it’s good writing. Dew tau sendiri kan selera bacaan yang aku suka? Dan aku katakana bahwa Si Cover Kupu-Kupu ini nyantol dalam kategori novel yang aku suka. Dan seperti yang aku bilang diawal, aku rasa aku benar bahwa pada akhirnya kata yang akan keluar dari mulutku adalah ‘BAGUS’ dan telah membuat aku penasaran untuk terus membacanya sampai tamat, walaupun aku harus menahan diri untuk tidak segera menghatamkannya. Dan butuh empat hari bagiku untuk melahapnya sampai habis, lama bukan karena ga bagus tapi karena aku sengaja ingin membacanya lama-lama, tapi tetap saja akhirnya aku menyerah karena penasaran telah mengalahkan kebiasaanku.

Bagus Dew C, novel pean bagus. Beneran! And I can’t wait for another ones’.


Love you

Nan…:-)

Sahabat, anugerah Tuhan yang mahabaik.


Epilog.. Thanks my dear Nan..luv u as always. Allah with us, insya Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!