Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***
20 Mei 2011
[Bagian KEDUA]
Destinasi kedua kami adalah Sepandjang Djalan Idjen yang sedang begitu riuh karena adanya Festival Malang Kembali yang lebih dikenal dengan Malang Tempo Doeloe a.k.a em-te-de. Yupz, event tahunan yang dihelat dalam rangka hari jadi kota Malang .
Turun dari angkot biru, kami disambut jubelan orang dan barang. Byuh!! Tak disangka kalo bakal seramai ini.
Bismillah, kami mulai penyusuran..
Discovering heritage. Itulah yang menjadi tema MTD kali ini. Hal yang menggelitik sy bertanya dalam hati: ‘kok temanya British, gitu? Napa gak dibuat lebih Malang aja?’
Kalo tahun lalu sy bisa menikmati festival ini dengan melihat berbagai pajangan dalam stand dan juga berjalan mengiringi pawai yang beraneka rupa, tapi tidak kali ini.sikon tidak memungkinkan. Untuk lebih lengkapnya, bisa dibaca di note Osya dan Hima. Hehe..yang pasti kami merasakan hal yang hampir sama
Yang jelas, setelah hampir sejam penyusuran, --hanya di satu lajur dan tidak menyempurnakannya dengan berbalik menuju lajur yang satunya—kami memutuskan untuk pulang. Ah, sebenarnya sy masih ingin menikmatinya, juga ingin tau apa yang ada dalam benteng buatan yang kami temui di tengah jalan, tapi toh memang hari sudah semakin malam. Jam tujuh lewat. Hima harus pulang ke Blitar. Osya harus ke rumah kakaknya. Winda harus ke Jojo. Dan sy juga harus pulang.
Setelah istirahat sebentar di depan pos polisi Ijen, kami berempat berpisah untuk pulang ke tempat masing-masing. Sy yang sudah memastikan akan pulang bersama sepupu yang ternyata juga sedang berada di MTD pun menolak ajakan Osya untuk menginap di tempat kakaknya.
Hampir tiga puluh menit, ponsel sy berdering. Ia bilang sudah berada di pos polisi Ijen. Apa?? Tentu saja sy yang setengah jam-an menunggu itu tak percaya. Dan ternyata, kami memang berada di pos polisi yang berbeda.
Hari sudah semakin malam dan dingin. Hikz..sy berada di tempat yang ramai tapi merasa sendirian. Emosi, sy telepon lagi dan meminta kepastian dijemput ato gak! Sepupu sy bilang: ‘Sabar, Mbak! Tunggu! Dan jangan telepon terus, lobatt!’ *sigh!*
Masih berusaha sabar, sy menunggu.
Lagi. Sy menunggu dan kali ini di antara jajaran motor yang terparkir di pelataran BCA Kawi. Huft!
Sepuluh menit berlalu. Emosi sy semakin membara. Angin dingin malam yang berhembus kencang rasanya diimbangi dengan kebosanan menunggu yang sy rasakan. Berkali-kali pindah posisi berdiri hingga menduduki bangku panjang tukang parkir, sepupu sy masih belum datang. Dan malam semakin merangkak menuju kelam.
Singkat cerita, sy baru melihat senyum innocent sepupu sy di jam sembilan malam! Ih wow!! Menyebalkan! Satu setengah jam menunggu!
Dan akhirnya, alhamdulillah..sy nyampe di pondok kupu-kupu sy setengah jam kemudian. Heu! Padahal normalnya perjalanan sepeda motor itu memerlukan waktu kurang dari satu jam.
Yang jelas. Hari itu, menyenangkan dan melelahkan.
-pondok kupu-kupu 08062011. jelang Asar.
0 komentar:
Posting Komentar
hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!