Ah, aku jatuh cinta padanya. Batinku saat kulihat lagi senyumnya mengembang untukku. Upz, bukan, bukan untukku. Senyum itu untuk semua orang yang dikenalnya.
“Pagi, Ndra!” sapanya lembut membuat jantungku berdetak lebih kencang.
“Pagi, Na!” kubalas sewajar mungkin dan menyembunyikan letupan yang bergejolak di dadaku.
Setelah sapaan singkat itu, ia pun, seperti biasa, berlalu dari hadapanku dan menuju ke meja kerjanya.
Najwa, sudah hampir dua bulan ini sosok itu begitu kukagumi. Entah karena senyumnya yang manis, suaranya yang lembut, atau bahkan karena sikapnya yang memesona. Yang jelas, mengingatnya membuatku seakan meneguk habis felix felicis. Hariku seakan menjadi begitu mengagumkan.
Kami bukan teman akrab, tapi kekagumanku padanya membuatku selalu ingin tahu tentangnya. Aku seringkali bertanya ke kanan-kiri untuk mengetahui segala hal tentangnya, termasuk tentang statusnya. Menyedihkan memang, ternyata ia tidak lagi single. Tapi tak ada kata menyerah dalam kamus hidupku. jadi selama janur kuning belum melambai, siapa saja boleh mengaguminya. Termasuk aku.
“Oia, Ndra, nih..!” tiba-tiba Najwa sudah di hadapanku dan menyerahkan sesuatu padaku, sebuah undangan beramplop hijau. Kubaca sekilas tulisan di pojok kanan atas amplop tersebut, ‘The Wedding: Najwa&Lintang’.
“Kalo ada waktu, jangan lupa datang, ya..!” kalimat lembutnya diiringi seulas senyum itu lagi.
Ah, semoga aku tak jatuh cinta padanya.
***
Cerpen 200 kata. Terinspirasi wall-post salah satu teman fb, Dhee:
Dan termotivasi oleh cerpen 200 kata-nya Bang Tiga Tujuh.
^^
jadi ikud kagummmm....
BalasHapusGood Post...
ahhh....masa'??
BalasHapushihi.. makasih, Iqb..^^
ikut terharu... mengingatkanku pada masa laluku, :)
BalasHapus>Admin: hiks.. apa sama? yg sabar ya.. :))
BalasHapus