Hujan

Minggu, 02 Mei 2010

-- Sebuah Perjalanan --


Sekedar ingin berbagi, kali ini saya sedikit mencoba meresensi film yang baru saja saya tonton. Sebuah film yang, -menurut saya-, layak ditonton untuk kedua kalinya. Sebuah film India besutan sutradara yang, -lagi² menurut saya-, sudah gak asing lagi di telinga orang Indonesia, khususnya yang mengaku Bollymania. Ya, sobat semua pernah dengar nama Karan Johar, kan? Kalo gak pernah, ^_* ya sudahlah.. ☺

Oke, ngrumpiin film India mungkin akan membuat sobat semua berimajinasi tentang lagu² beserta goyangannya yang aduhai dan membuat kita semua harus kedap-kedip lirik kanan-kiri. Tapi film yang baru saja saya tonton sama sekali gak demikian. Entah aseli ato gak, dalam film tadi bener² langka lagu atopun tari. Kalopun ada, tuh musik cuman bentar n jadi backsound.
Jadi ceritanya gini, film yang barusan saya tonton diawali dengan setting bandara San Fransisco, November 2007. Rizvan Khan (Shah Rukh Khan) yang menderita Sindrom Asperger, -semacam autis, takut akan tempat baru dan wajah baru-, terpaksa harus tertahan dan gagal terbang karena ia dicurigai sebagai orang aneh yang, -mungkin-, akan berbahaya bagi penumpang lain. Jadilah, untuk sampai ke Washington D.C. ia harus rela naik bus, karena ternyata pesawat yang sebenarnya akan ia tumpangi tuh merupakan penerbangan terakhir. Sambil menunggu bus yang akan membawanya, Rizvan menulis di buku catatan yang hampir tidak pernah berpisah dengannya. Penderita Sindrom Asperger tidak dapat dengan mudah meluapkan emosi mereka, tetapi tanpa kesulitan, mereka dapat menuliskannya. Dan, catatan yang ia tulislah, -yang ternyata adalah sebuah surat-, itulah yang akan menjadi catatan perjalanannya menuju Washington D.C. dan membuat cerita ini mengalir serta flashback menguak sedikit demi sedikit rasa penasaran yang menggumpal sedari awal.

Dari halte bus di San Fransisco, lewat catatan yang ditulisnya, Rizvan membawa kita ke masa remajanya, di India, pada era Hindu-Muslim Biots 1983. Ia tinggal bersama Ibu dan Adik laki²nya. Meskipun hidup dalam keluarga miskin, namun Rizvan adalah anak autis yang cerdas. Begitu pula dengan adiknya, Zakir (Jimmy Shergill). Pada masa itu, konflik antara Hindu-Muslim seringkali membuat terjadinya kerusuhan. Beruntung, Ibu Rizvan selalu mengajarkan yang terbaik buat anak²nya, terutama Rizvan. Ada kata² menarik yang pernah diucapkan Ibu Rizvan, yang akhirnya menjadi seperti sebuah mantra bagi Rizvan.‘Ingatlah satu hal dalam dunia ini, hanya ada dua jenis manusia. Manusia baik, yang mengerjakan sesuatu yang baik dan manusia jahat, yang mengerjakan sesuatu yang buruk. Hanya itulah perbedaan diantara manusia. Tidak ada yang lain. Orang baik dan orang jahat. Dan disana tidak ada perbedaan lagi’. Begitulah selanjutnya, Rizvan dan adiknya tumbuh dengan hati yang baik. Kemudian, usia 18 tahun, Zakir mendapat beasiswa kuliah di Universitas Michigan, hal yang membuat Rizvan sedikit merasa iri dan sedih. Namun ia membiarkan rasa irinya menguap begitu saja. Beberapa tahun kemudian, Zakir, -yang sudah sukses dan berkeluarga-, berencana membawa Rizvan dan Ibunya ke Amerika. Namun semua sudah terlambat, beberapa hari sebelum berangkat, Ibunya meninggal karena kelainan jantung. Sebelum meninggal, Ibunya pernah berjanji bahwa kelak Rizvan juga akan ke Amerika dan bahagia seperti halnya Zakir. Akhirnya, Rizvan pun pergi ke Amerika, tinggal bersama Zakir dan Istrinya, Hasina (Sonya Jehan), -yang merupakan Muslimah Brooklin dan juga seorang dosen psikologi. Dari Hasina yang baiklah kemudian Rizvan mengetahui bahwa ia menderita Sindrom Asperger dan juga tahu cara mengatasinya.

Kembali ke San Fransisco.
Zakir, yang telah sukses menjadi dealer terbesar kosmetik Menhaz di San Fransisco, menempatkan Rizvan untuk bekerja di perusahaannya, sebagai seorang salesman yang akan menawarkan produk² kosmetik perusaannya. Dengan kejeniusannya, -meski dengan kekurangannya-, Rizvan menjalankan pekerjaannya dengan baik. Pekerjaan dari satu salan ke salon itulah yang akhirnya mempertemukannya dengan Mandira (Kajol), yang kemudian diketahuinya sebagai seorang single parent dengan seorang anak 6 tahunan bernama Sameer. Singkat cerita, Rizvan yang sedari awal telah merasakan degup kencang di jantungnya, berhasil menikah dengan Mandira dan menjadi ayah bagi Sameer. Meski Mandira seorang Hindu, tapi toh ia dan juga Sameer rela mengganti nama belakang Sameer dengan Khan, nama yang di India identik dengan nama Muslim. Sameer Khan, begitulah kemudian nama anak laki² tampan yang dimiliki Rizvan dan Mandira.

Beberapa tahun berlalu dengan membahagiakan sampai akhirnya terjadi peledakan WTC yang menelan banyak korban jiwa dan membuat para Muslim di Amerika resah karena mereka dianggap teroris, namun tidak bagi Rizvan. Baginya semua biasa² saja. Ia tetap menjalankan semua ibadahnya sebagai seorang Muslim. Namun tidak demikian dengan orang² di sekitarnya. Terutama bagi Sameer Khan. Hanya karena namanya berbau Khan-lah, banyak teman yang memusuhinya. Sameer yang pemberani pun tak pernah tinggal diam. Mereka berkelahi dan kejadian yang tidak diinginkan itupun terjadi. Sameer tewas di lapangan bola dengan tanpa ada saksi mata yang bersedia menceritakan kejadian sebenarnya, bahkan sahabatnya, Reese.
Apa yang terjadi kemudian?
Mandira yang sangat menyayangi Sameer pun tak bisa membendung emosinya. Ia marah dan juga kecewa pada Rizvan. ia merasa bahwa kematian Sameer dikarenakan namanya yang berbau Khan. Apalagi pelaku penyebab tewasnya Sameer belum berhasil diselidiki. Dalam kemarahannyalah terucap kata² bahwa ia baru akan memaafkan Rizvan jika Rizvan berhasil bertemu presiden Amerika, -yang saat itu masih George W. Bush-, dan berhasil mengatakan pada presiden dan juga seluruh orang Amerika bahwa ia bernama Khan dan bukan seorang teroris. Tak terelakkan lagi, Rizvan yang polos, jenius, baik, dan autis, meninggalkan Mandira. Perjalanan inilah yang kemudian menjadi perjalanannya menemui Bush untuk memenuhi keinginan Mandira yang amat dicintainya.

Ledakan di Amerika terus terjadi dan berbagai hal juga terjadi. Namun Rizvan tetap berusaha menemui presiden. Dengan bermodal kemampuannya, ia menyusuri berbagai kota di Amerika. Brooklin, Kentucky, Wilhemina, dan beberapa kota lain. Banyak kejadian mengharukan dan mengesankan selama perjalanan itu. Akhirnya Rizvan sampai di Los Angeles, tempat di mana presiden mengadakan kunjungan. Karena tak mendapatkan kesempatan berbicara langsung dengan presiden, Rizvan pun berteriak. My name is Khan. And I am not a terrorist. Teriakan yang terus dilakukannya berulang-ulang di tengah desakan orang² dan juga wartawan yang ingin melihat orang no. 1 di Amerika itu. tentu saja, teriakan yang terdengar ganjil itupun membuat orang² panik dan justru menyimpulkan bahwa Rizvan adalah teroris. Pengamanan pun dilakukan. Rizvan ditangkap dan dijebloskan ke tahanan. Dianiaya dan dipaksa untuk mengakui bahwa ia seorang teroris. Tapi apa daya, Rizvan merasa takut dan tak bisa melawan.

Apa yang telah dilakukan Rizvan saat melihat sang presiden ternyata tak sia². Teriakannya terliput oleh kamera wartawan kampus yang kemudian tertarik untuk mempublikasikannya dan mencari tahu alasan sebenarnya dari tindakan aneh yang dilakukan Rizvan. Sang wartawan terus berusaha. Setelah melalui beberapa kesulitan, iapun berhasil mendapatkan informasi tentang Rizvan sampai akhirnya berhasil membuat Rizvan bebas.

Kebebasan ternyata belum mengakhiri perjalanan Rizvan. dengan tetap semangat ia tetap melakukan perjalanan untuk menemui presiden dan mengatakan secara langsung bahwa ia bernama Khan dan bukan seorang teroris. Ia juga ingin menceritakan tentang Sameer, anak dan sahabat baiknya.

Rizvan terus berjalan dan melakukan banyak hal yang tak terduga. Dalam perjalanannya, ia mengetahui bahwa di Wilhemina, Georgia, -tempat ia pernah singgah dan bertemu dengan begitu banyak orang baik-, sedang terjadi badai topan. Akhirnya naluri kepolosan dan kebaikannya pun tergerak untuk kembali ke Wilhemina. Dengan kejeniusan dan kebaikannya ia berhasil menolong korban badai topan. Sementara itu sang wartawan kampus, -yang ternyata tak juga berhenti memecahkan pertanyaan mengapa Rizvan ingin bertemu presiden-, tetap mencarinya dan kemudian berhasil menemukan Rizvan di Wilhemina. Akhirnya berita tentang Rizvan yang datang bagai malaikat bagi warga Wilhemina pun tersohor ke penjuru Amerika. Berita yang juga menggelitik para warga lain untuk datang mengulurkan bantuan.

Waktu terus berlalu, Rizvan pun berhasil menemui Presiden. Namun bukan Bush-lah yang telah ia temui. Waktu ternyata juga telah menggulirkan Bush dan menggantinya dengan Mr. Obama. Masih dengan polos, Rizvan berhadapan secara langsung dengan Mr. Obama yang mengundangnya, dan mengatakan, ‘My name is Khan. And I am not a terorist’.

Dan akhirnya, Rizvan memenuhi janjinya. Ia bertemu dengan presiden. Ia membuktikan bahwa Islam adalah agama yang baik. Ia mengajarkan pada bahwa perbedaan seharusnya tidak menjadikan perpecahan.

Sobat, itulah film yang barusan saya tonton. Film yang cukup panjang, dua jam dua puluh tujuh menit delapan detik

Tapi sungguh, film yang amat mengharukan, syarat pesan, mampu menggelitik mata saya untuk berair, dan juga menarik bibir saya untuk tersenyum simpul. Dan lagi, abis nonton nih film, saya jadi ngerasa telah keliling berbagai kota di Amerika.

Saya rasa, film ini juga bagus buat supplement semangat hati dan pikiran kita. Lumayan buat referensi para sobat yang pengen ngadain riset. O_0

Oh ya, Sobat semua pasti juga bertanya² siapa pemeran Bush atopun Mr. Obama. Hehe…. Tonton ndiri aja, deh..!! judulnya.. My Name Is Khan



p.s.
Sayangnya, film yang saya tonton tuh hasil copy-an tanpa subtitle yang lengkap. *jadi ngerasa salah sama Indonesia tercinta cos nonton film bajakan.. T,T*

2 komentar:

  1. Sbenernya gk ada yg Spesial mnurut aku film ini...biasa aja...
    klo aku cuma kagum aja ama Aktingnya Syah Rukhan....jago bngetz dia aktingx.....yg lain biasa aja....

    ada ne Film India yg lbih bagus, lbih mndidikm kbih kren deh...judul 3 Idiot....coba deh nonton,,,,

    BalasHapus
  2. ya, buat aku gak biasa banget kok, Bel.. layak tonton, lah.. hehe..

    3 idiots? hehe.. kemarin baru nonton.. emang bagus banget..!! banyak yang ngrekomendasiin, sih..

    BalasHapus

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!