Averoes no. 19, Lantai II, 17 Agustus 2004, itulah pertama kali aku mengenalnya. Saat itu, tak ada kesan khusus yang aku labelkan padanya, meskipun biasanya aku termasuk orang yang suka melabelkan kesan-kesan tertentu pada orang yang pertama kali aku temui. Alih-alih memberikan dia penilaian pertama, aku malah meyakinkan diriku sendiri bahwa aku akan bisa bersikap baik padanya, karena bagaimanapun, aku akan bersamanya, setidaknya untuk kurang lebih setahun ke depan.
Aku bertanya namanya, dan juga pertanyaan² lain (yang bagiku bukan basa-basi) yang berhubungan dengannya. Basic questions, of course. Karena bagiku, hal itu pasti akan jadi awal yamg menyenangkan.
Ya, ia yang akhirnya jadi penghuni Averoes no. 19, Lantai II, bersamaku dan bersama keempat teman lain. Kami berenam sekamar. Kami kompak, bahkan hingga kini * Thanks God for these lovely gifts*.
Dan selanjutnya, ia menjadi yang paling sering bersamaku karena ternyata kami sejurusan dan sekelas pula.
Oke, for now I do really wanna tell ‘bout her.
C diz, plis!
Kalo pada awalnya aku kira hanya akan bersamanya selama kurang lebih setahun, ternyata aku salah. Kami sepertinya berjodoh, kami sekelas hampir tiap semester. Kami sekelompok hampir di setiap kelompok yang terbentuk. Kami mempunyai dosen wali yang sama. Kami PKLI di tempat yang sama. Kami bahkan punya dosen pembimbing yang sama. Dan akhirnya kami wisuda bersama-sama.
Soal hobi, jangan tanya.
Kami sama² pecinta serial Asia. Kami seringkali tanpa bosan menghabiskan waktu mereview serial² Asia yang padahal sudah sama² kami tonton.
Kami sama² suka baca. Ia akan dengan rela meminjamiku novel² tante Rowling yang dua kali lebih tebal dari English Grammar-nya Azar.
Dan banyak lagi tentunya.
Mengenalnya merupakan berkah tersendiri buatku. Hal yang kemudian kuanggap sebagai salah satu hikmah ketidakberhasilanku lolos PMDK UM yang kemudian membuatku memutuskan tidak mengikuti SPMB UM tapi lebih memilih test masuk UIN. Tempat di mana aku benar² mengenalnya dan mengenal sahabat² baikku yang lain.
Kami terbuka tentang banyak hal, tapi juga tertutup tentang banyak hal pula.
Kami sama² mempunyai rahasia yang tak bisa kami ceritakan. Tapi toh itu bukan masalah besar. Bagi kami, rahasia menjadi seperti sebuah harta karun yang tak mudah diceritakan tempatnya. Ia berada terlalu dalam di dalam hati. Jadi, kami memutuskan untuk tidak menggalinya terlalu dalam. Kami tidak pernah saling memaksa untuk membocorkan rahasia di antara kami.
Kami menertawakan banyak hal. Kami membicarakan banyak hal. Kami berbagi banyak cerita.
Kami melalui begitu banyak waktu bersama-sama.
Ia pendengar setia segala impian²ku yang kemudian tak bosan memotivasiku.
Ia penasehat finansial-ku yang dengan baik hati menjadi kreditur saat pundi² rupiahku mulai mengering. *itu dulu, hehe..*
Ia salah satu pelajar paling rajin dan ulet yang pernah kutemui.
Ia calon cerpenis yang hebat.
Ia penyanyi bersuara alto yang berbakat.
Ia photo editor yang cermat.
Ia penggemar berat Totti yang merelakan jam tidur malamnya untuk menonton pemain AS Roma itu mengejar bola.
Ia sahabat baikku dalam banyak hal, yang dengan rela menyelipkan foto Dian Satro dalam kadonya untukku.
Ia sahabat baikku dalam banyak hal, yang tak jarang membuat aku berpura² tak tersipu malu karena gurauannya.
Ia sahabat baikku dalam banyak hal, yang mencanangkan satu tanggal untukkku dan memperingatinya sebagai ‘the trouble maker (a.k.a Dew)’s day’ *gurauan konyol yang telah ku lupakan kapan tuh persisnya* .. *hehe, Sist.. so sorry for forgetting that ^^v*
Ia, pelengkap empat sekawan cs empat tahunku.
ia, Nan sahabatku..
Happy Birthday, pal..!!
wish all the best for u.
miss u so much.
thanks a billion for all.
semoga kita sahabat, dunia akhirat.
Amin
0 komentar:
Posting Komentar
hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!