Hujan

Selasa, 23 Agustus 2011

Refleksi Dua Puluh Enam [Catatan Kemarin]

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
***
[ini catatan kemarin, 22 Ramadlan, dan udah sy  posting di note]

Nyaman. Ya, akhir-akhir ini sy sedang berasa di kondisi [entah] nyaman [atau tidak]. Bukan sebuah kebingungan melainkan keabu-abuan. Well, sy suka menganggapnya demikian.

Setidaknya, sy menganggapnya ‘kejutan’ ketika sesuatu itu menghampiri sy di –bahkan- belum seminggu berlalu dari 31 Mei. Huft!

Dan kini sedang tertatih melalui –hampir- tiga bulan. Masih saja, sy tetap merasa dalam kondisi abu-abu antara nyaman dan tidak.


Beberapa hal teraih mengesankan pun tak sedikit yang harus sy lepaskan.

Impian sy untuk kuliah lagi. Ya, sy ‘terpaksa’ dan ‘harus’ merelakannya menggantung saja. Lagi-lagi sy hanya tersenyum karena toh sy pernah begitu memimpikannya (meski jujur, sy tidak bersungguh-sungguh meraihnya. Nyaman. Hm..waktu benar-benar menyamankan sy meringankan impian). Kalau ada hal yang ditanyakan tentang mengapa? Ah, ada begitu banyak hal yang sulit terjawab. Dan bagi sy, pertanyaan itu –untuk kali ini- adalah salah satunya.

Impian sy untuk menyempurnakan separo agama dengan ‘ia’. Ya, sy ‘terpaksa’ dan ‘harus’ merelakannya lepas begitu saja. Lagi-lagi sy hanya tersenyum karena toh sy pernah begitu memimpikannya. Kalau ada hal yang ditanyakan tentang mengapa? Ah, ada begitu banyak hal yang sulit terjawab. Dan bagi sy, pertanyaan itu –untuk kali ini- juga merupakan salah satunya.

Dua puluh enam tahun. Dan sy belajar banyak hal (insyaAllah)

Hidup adalah tentang menghadapi realita. :)

Dan saya tetap berusaha dalam kondisi nyaman dan bahagia. Kebahagiaan itu ada dalam diri. Ia diciptakan. Tak bisa tidak, sy menyukai kalimat itu. Kebahagiaan itu diciptakan. Seperti ketika sy [tersadar] belum bisa belajar di bangku kuliah lagi, sy akan [mulai bisa] belajar di kuliah alam. Universitas kehidupan. Tak hanya strata dua, mungkin hingga strata tak berbatas selama sy berkeinginan dan Allah mengizinkan. Dan seperti ketika [ternyata] partner sy menyempurnakan separo agama bukanlah ‘ia’, sy akan mulai menerima. Ikhlas. Itu keyword­nya. Berusaha menjadikan dia sosok pemimpin pilihanNya. Tak hanya dunia, hingga akhirat. insyaAllah. [dan sy akan berdoa juga selalu berusaha untuk yang ini]

Hidup adalah tentang menerima takdir. :)

Subhanallah. Betapa sy [masih] harus lebih banyak bersyukur.



-Pondok Kupukupu. 22082011-22091432.
Ketika dua puluh enam tahun berlalu dari 22091406.

*Refleksi ini, semoga bisikan hati waktu itu tepat. Semoga keputusan itu benar. masih dan selalu. Sy masih berharap dan akan selalu berdoa semoga bisikan hati yang membuat sy memutuskan pilihan itu tepat dan benar. semoga karenaNya. Allah yang Mahabaik. Sangat Baik. aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!