Hujan

Rabu, 25 Agustus 2010

SEPAKAT

SEPAKAT
by Faricha Hasan on Monday, August 16, 2010 at 12:41pm

Perlahan, aku mengambil sebotol air mineral dan sebungkus roti isi keju dari dalam kulkas. Kemudian secepat mungkin aku memasukannya ke dalam tas. Setelah itu, aku menghampiri Bunda di taman belakang.

“Bunda, Haydar berangkat dulu! Assalamu’alaikum,” aku pamit dan mencium punggung tangan Bunda. “Wa’alaikum salam, ” jawab Bunda sambil mengelus rambutku, “jaga puasanya, ya! Dan tetap bersikap baik!” pesan Bunda yang kubalas dengan senyum polosku.

Sembari menunggu angkutan umum yang akan membawaku ke sekolah, kuraba isi tasku. Seperti kemarin, pasti nanti juga nggak ketahuan, batinku sambil membayangkan nikmatnya meneguk isi botol yang terasa dingin.

Bersyukur, angkutan umum yang kunaiki sama sekali tidak sesak. Penumpangnya hanya aku dan seorang anak kecil yang ditemani pengasuhnya.

“Non Lea, nanti kalau merasa lapar atau haus, Non Lea makan saja bekal yang Bibi bawakan,” kata si pengasuh merayu nona kecilnya.

“Nggak ah, ’ kan hari ini Lea puasa.”

“Haduh, Non Lea. Nggak akan ada yang tau. Bibi nggak akan bilang sama Abi ataupun Umi-nya Non Lea”

”Bibi Tiyas, Lea ‘kan puasa. Kalau Lea berbuka duluan, meski Abi dan Umi nggak lihat, Lea tetap berkhianat, dong. ’Kan Lea sudah sepakat, kalau Allah maha melihat,” kalimat gadis kecil itu menggugahku. Ya, bukankah kita sepakat, Allah maha melihat?

***

Tulisan di atas adalah sebuah cerpen 200 kata yang saya ikutkan dalam Lomba Menulis Cerpen 200 kata. AKU, KAMU, DAN RAMADLAN. Lomba nulis yang diadakan oleh Pak Dang Aji dan Pak Tiga Tujuh .

0 komentar:

Posting Komentar

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!