Hujan

Rabu, 22 Juni 2011

20 Mei 2011 [Bagian PERTAMA]

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
 
***
 
20 Mei 2011
[Bagian PERTAMA]

YAKIN, sebagian besar dari Anda mungkin akan berpikir tentang satu hari istimewa bagi Indonesia ketika membaca judul postingan sy kali ini. Ya, Hari Kebangkitan Nasional yang secara ‘keren’ dikenal dengan Harkitnas. Hehe.. tapi maaf, sy sedang tidak akan membicarakan tentang hari istimewa itu –emm, paling tidak, secara khusus tentang Hari Kebangkitan Nasional--. Oia, tidak pula tentang ‘diskusi PSSI yang rupanya juga digelar pada hari yang sama. :-)

Well, dan kali ini adalah sepotong kisah oleh-oleh kopdar sy di hari kebangkitan nasional itu. Semoga belum expired. ^^v *meski udah sebulan lebih..

Kopdar --kopi darat-- ini sudah terencana secara aklamasi jauh-jauh hari sebelumnya. Antara Hima, Osya, Winda, dan sy. Juga ada satu sosok lagi yang akan kami temui dalam kopdar itu. Entah siapa pencetus utamanya, --Winda ato Osya, ya?-- tapi yang jelas, diskusi selanjutnya di gerbong inbox pun kami helat. Bersyukur diskusi kami bukan diskusi yang alot hingga debat kusir seperti yang sudah marak belakangan ini. Jadilah, deal tanggal 20 Mei pun kami pilih sebagai hari kopdar kami. Meski dengan keputusan  nggantung dari Hima. Dia bilang mbah putri-nya sedang sakit.

Ah, kopdar. Hehe. .sebenarnya ini bukan kopdar juga, sih!! Mengingat kami sudah sering tatap muka terpesona –well, satu kata yang terakhir fiktif— satu sama lain. Tapi biar serasa gak jadul, alih-alih kata reuni ato nostalgia, sy akan menyebutnya kopdar saja. Dan jangan diprotes! :D

Osya menyebut kami ‘partner in crime’, Hima menyebut kami ‘kwartet-, dan sy menyebut mereka ‘ce-es haha hihi’

Byuh, sepeti biasa deh, sy selalu terlena dalam prolog. Baiklah, here we go...

Ba’da Shalat Jum’at.
Normalnya, sy yang seharusnya datang lebih awal karena kami akan bertemu di Malang kota indah sejuk nyaman. Itu normalnya! Tapi kali ini sy membuatnya ‘sangat’ normal karena justru Winda (Jombang) dan Osya (Gresik) yang sudah menginjakkan kaki di kampus hijau –yang kini jadi abu abu—lebih dulu. Karena alasan teknis, sy terlambat datang. (_ _)

Dalam angkot, sy berkali-kali melirik layar hape dan memastikan bahwa sy tidak akan terlambat, tapi apa mau dikata, sy yang seharusnya nyampe jam satu baru bisa sampai di depan gerbang jam dua. Mana hujan pula!! Dan deras!! >,<

Winda bilang, ia dan Osya sudah ada di gedung B. Tanpa menunggu hujan reda atau cari tebengan payung, sy terpaksa mengeluarkan ‘bakat’ sy. Hehe..lari di tengah hujan. Rasanya seperti de javu, sy yang memang sudah hapal jalan ke gedung B langsung naik ke lantai 2. ngecek hape dan mendapati satu sms dari Winda yang mengatakan bahwa ia dan Osya ada di lantai 1. Huft!! Turun lagi, deh!

Sampai di lantai 1, sy telusuri satu persatu ruang dan eitz, di sanalah Winda dan Osya sudah duduk begitu manis dan anteng. Berbeda 180 derajat dengan sy yang basah agak kuyup, ngos-ngosan ngatur napas satu-satu dan masuk begitu saja. Duduk menghadapi Winda dan Osya, say hai plus cupika-cupiki. Khas cewek banget! See.. inilah salah satu hal yang membuat sy senang ditakdirkan sebagai kaum Hawa, bisa bebas berekspresi kalo ketemu teman.

Saking ‘terharu’nya ketemu Winda dan Osya, sy sampai gak nyadar kalo ada sesosok lain yang akan kami temui dalam kopdar kali ini. ^^v. –yang ini benar-benar kopdar sesungguhnya karena kami belum pernah bertemu sebelumnya--. Oia, soal ini, awalnya sy kira akan jadi kejutan, eh. .ternyata beliaunya sudah tau duluan kalo kami (ce-es haha hihi dan sy) akan menemui beliau di kampus hijau –yang kini jadi abu abu.  Ah, gak jadi bikin surprise, deh!

Tadz. Erryk. Beliau sudah duduk kalem dan mungkin juga kaget melihat kemunculan sy yang ‘enggak’ banget –sy ulangi; basah agak kuyup dan ngos-ngosan ngatur napas satu-satu. Aih, lagi-lagi sy buat kesan pertama yang gak keren.

Sekedar info buat Anda yang belum pernah ketemu langsung sama sy dan mungkin nanti ketemu biar gak kaget. Hehe.. sy tuh berbeda dari foto yang katanya (ehem) kalem. Itu mungkin yang membuat sy jarang pasang PP foto pribadi sy. *alesan*

Oke, setelah menenangkan diri, sambil menunggu hujan reda, Tadz. Erryk dan kami membincangkan beberapa hal. (ehm..untuk selanjutnya, kami=Osya, Winda, dan sy)

Haduh, hujan masih belum reda juga, padahal kami mempunyai destinasi kedua dan hari sudah semakin sore. Hampir waktu Asar. Jadilah, Tadz Erryk dengan baik hati mengundang kami memasuki kelas PKPBA beliau. Antara ‘ya’ dan ‘tidak’ dan setelah memastikan masih berwajah tujuh belas tahun, kami pun masuk kelas dan bergabung dengan para mahasiswi seumuran kami. *hehe..gak ding!

Asar tiba. Menuju masjid Ma’had Putri, sholat, dan menunggu Hima yang ternyata jadi datang dari kota sang Proklamator.

Lama nian Hima tak juga datang. Smsnya yang mengatakan bahwa ia sudah memasuki Malang ternyata tidak seperti yang sy perkirakan. Kalau dalam pikiran sy memasuki Malang berarti sudah sampai di kota Malang, tapi tidak bagi Hima. Memasuki Malang berarti sudah menginjakkan dua roda maticnya di Kepanjen. Huwaaaa!! (pesan moral: pahamilah bahasa sms dengan baik sebelum menafsirkannya)

Akhirnya, alih-alih kembali menemui Tadz Erryk dan berpamitan, eh, kami malah memutuskan menunggu Hima sambil jalan-jalan menyusuri kampus hijau –yang kini jadi abu abu. *afwan, Tadz*

Rasanya seperti de javu untuk yang kedua kali dalam sehari. Suasana sore sehabis hujan dengan aroma tanah yang masih menguar. Sangat romantis.

Kami sudah melintasi gedung A, naik tangga, menyusuri belakang rektorat, turun ke basement perpus, menyebrang menuju kajur tercinta kami, dan Hima belum juga menampakan batang hidungnya.

Yuuk, dah! Menikmati bosan, kami duduk di emperan kajur dan berharap menemukan Irma histeris melihat kemunculan kami. Nope! Bos cantik Meccazo shop yang sudah jadi staf kajur itu ternyata tak kelihatan. Hima pun belum juga datang.

Kompak, kami memutuskan untuk menunggu Hima sambil jalan-jalan (lagi) sekaligus mencari tempat makan. Memenuhi panggilan jiwa. *hiperbola. Belum juga sepuluh menit jalan, gadis manis itu muncul dengan matic dan helm-nya. Seperti berabad gak ketemu, kami menciptakan kehebohan kecil di tengah jalan.

Selang lima menitan –setelah Hima memarkir maticnya— kami berkumpul kembali. Dan kini kami adalah Hima, Osya, Winda, dan sy. ^^v

Hari sudah sangat sore, hampir Magrib pula! Kami akan melanjutkan perjalanan menuju destinasi kedua.

*bersambung, deh!

2 komentar:

  1. wah yang kopdaran, salam kenal ya, gabung yuk di kopdar malang, tapi sementara ni masih ngumpulin orang dulu buat ngrapiin, kemarin baru kopdaran lagi :D salam jabat erat sahabat, sasaji

    BalasHapus
  2. @OEN-OEN

    sasaji^^d

    yupz..udah pernah coba gabung di bloggerngalam tp masih maintanance.

    thanks eniwei..salam kenal kembali. :)

    BalasHapus

hey, whoever are you, you can give comment to my writing. just enjoy giving me comment as long as it can be usefull for me. so, just be my on line's friends!!